Kamis, 24 September 2015

penentuan kadar CH3COOH



LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS KUANTITATIF
“Penetapan Kadar CH3COOH dalam Sampel Cuka Makan “Cap Pyramid Mayang Sari””
Nama   : Hasnindar                                                                    Kelas   : II A
NIM       : TK 135563                                                       Tanggal : 16 oktober 2014

Tujuan percobaan           :  1. Untuk mengetahui kadar CH3COOH dalam sampel cuka makanan
                                                   2. Mempelajari Analisis Kuantitatif melalui metode Volumetri
 Landasan Teori                :
a.       Titrasi
Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redoks untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatkan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya (Day, dkk, 1986).
                Larutan yang telah diketahui konsentrasinya disebut dengan titran. Titran ditambahkan sedikit demi sedikit (dari dalam buret) pada titrat (larutan yang dititrasi) sampai terjadi perubahan warna indikator baik titrat maupun titran biasanya berupa larutan. Saat terjadi perubahan warna indikator, maka titrasi dihentikan. Saat terjadi perubahan warna indikator dan titrasi diakhiri disebut dengan titik akhir titrasi dan diharapkan titik akhir titrasi sama dengan titik ekivalen. Semakin jauh titik akhir titrasi dengan titik ekivalen maka semakin besar kesalahan titrasi dan oleh karena itu, pemilihan indikator menjadi sangat penting agar warna indikator berubah saat titik ekivalen tercapai. Pada saat tercapai titik ekivalen maka pH-nya 7 (netral).
b.      Prinsip  Titrasi Asam-basa
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titran. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Titran ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekivalen ( artinya secara stoikiometri titran dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai “titik ekivalen”.
Pada saat titik ekivalen ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titran, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titran.

c.       Titrasi Asam-basa
Titrasi asam – basa adalah titrasi dimana reaksi antara titrat dan titranya merupakan reaksi asam – basa. Alkalimetri adalah penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa yang bersifat asam dengan menggunakan standar senyawa basa. Reaksi antara senyawa asam dan basa pada dasarnya adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara donor proton (asam) dengan resipien/aseptor proton (basa). Jika asam dan salah satu lemah maka garam akan terhidrolisa dan larutan sedikit asam/basa.
Asidi-alkalimetri merupakan salah satu metode kimia analisa kuantitatif yang didasarkan pada prinsip titrasi asam-basa. Asidi-alkalimetri berfungsi untuk menentukan kadar asam-basa dalam suatu larutan secara analisa volumetri. Titik akhir dari titrasi ini mudah dilihat dengan penambahan indikator yang sesuai. Percobaan ini dilakukan untuk menentukan kadar asam Cuka (CH3COOH) dengan titrasi Asidi-Alkalimetri. Sampai pH asam cuka berubah menjadi larutan basa, untuk ditentukan kadarnya.
d.      Asam Cuka
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H.
Asam cuka merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Larutan asam cuka dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam cuka merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1,5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia maupun dari sumber hayati.(anonim, 2009).
Alat dan Bahan :
ü  Alat        :                                                                              
1.       Bulp                                       6.  Labu ukur
2.       Berut asam                         7.  Pengaduk
3.       Corong                                 8.  Pipet tetes
4.       Erlenmeyer                        9.  Pipet volume
5.       Gelas piala                          10. Statif
ü  Bahan   :
1.       NaOH 0,09 N
2.       Sampel Cuka
3.       Indikator PP
4.       Aquadest
Cara Kerja           :
1.      Alat dan Bahan disiapkan, dibersihkan lalu keringkan
2.      Mengambil NaOH, kemudian masukkan dalam buret. Pastikan tidak ada rongga udara.
3.      Mengambil Asam Cuka dengan Cap pyramid  25% sebanyak 10 ml lalu dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml, ditambahkan aquadest sampai garis mineskus. Dihomogenkan
4.      Ambil 10 ml Asam Cuka yang sudah diencerkan menggunakan pipet gondok, masukkan dalam erlenmeyer.
5.      Tambahkan 3-4 tetes PP, kocok sebentar.
6.      Menitrasi dengan NaOH yang sudah distandarisasi (0.09 N) sambil dikocok hingga berubah warna menjadi pink (merah muda seulas). Catat hasil titrasi.
7.      Lalukan kembali prosedur nomor 4-6 (Duplo), catat hasil titrasi.
8.      Lalukan perhitungan untuk mengetahui kadar yang terkandung dalam sampel tersebut.

Data pengamatan            :
a.       ml penitar (simplo)          : 31.4 ml
b.      ml penitar (duplo)           : 31.2 ml
c.       BST CH3COOH                   : 60
d.      Factor pengenceran       : 100/10 = 10 kali
e.      N NaOH                                : 0.09 N
Reaksi                                   :
                     CH3COOH + NaOH                                       CH3COONa + H2O
Perhitungan                       :
                     % (simplo)      = A x B x C x Fp
                                                     mL contoh
                                                = 31.4 ml x 0.09 N x 60 x 10
                                                                10 mL
                                                = 1695.6 mg        = 16956 mg
                                                        10 mL                 100 mL
                                                = 16.656 g            = 16.656 %
                                                                ml
                     % (duplo)        = A x B x C x Fp
                                                     mL contoh
                                                = 31.2 ml x 0.09 N x 60 x 10
                                                                10 mL
                                                = 1684.4 mg        = 16844mg
                                                        10 mL                 100 mL
                                                = 16.844 g            = 16.844 %
                                                                ml
                     rata-rata %     = 16.656 %           +             16.844%                               =  16.75 %
                                                                                2

Pembahasan                      :
Prinsip titrasi asidi alkalimetri adalah penetapan kadar secara kuantitatif terhadap suatu senyawa dengan cara mereaksikannya dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan tepat. Dalam percobaan ini, sampel yang dianalisis adalah asam cuka CH3COOH yang kadarnya dapat ditentukan melalui metode titrasi dengan larutan baku NaOH. Cuka dapur yang digunakan sebagai sampel dengan merek “Cap Pyramid mayang sari”. Pada percobaan, dari hasil titrasi didapat kadar cuka yang terdapat dalam sampel adalah sebesar 16.656 % dan 16.844 %sedangkan dalam label cuka sampel tertulis kadar cuka tersebut sebesar 2 5 %. Hal ini terjadi disebabkan beberapa faktor diantaranya:
1.       Kurang telitinya dalam melakukan proses titrasi.
2.       Kurang tepatnya pada saat pembuatan larutan NaOH, seperti pada saat penimbangan.
3.       Kurangnya ketelitian dalam memperhatikan perubahan warna indicator
4.       Kadar yang terdapat pada label sampel cuka tidak sesuai dengan kadar sebenarnya
Kesimpulan                        :
                     Dari data pengamatan dan perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa kadar CH3COOH dalam sampel cuka makan “Cap Pyramid Mayang Sari” adalah sebanyak 16.75 %, dimana kadar tersebut tidak sesuai dengan kadar yang terdapat pada label cuka tersebut yaitu 25 %.




Makassar, 19 oktober 2014
        Dosen                                                                                                                           Praktikan

(                            )                                                                                                             (kelompok 5 )
1.)    Haerul
2.)    Hasnindar


Daftar Pustaka
·         Tim Dosen, 2014. Penuntun Kimia Analisis Kuantitatif. ATIM, Makassar.
·         Day, RA dan Underwood. 1986. Analisis Kimia kuantitatif. Edisi Kelima: Erlangga. Jakarta
·         Anonim.2009 c. Titrasi Asam Basa. http://belajarkimia.com (diakses pada tanggal 19 oktober 2014)
·         http://dedyanwarkimiaanalisa.blogspot.com/2009/11/asidi-alkalimetri.html  (diakses pada tanggal 19 oktober 2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar