LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS KUANTITATIF
“Penetapan
Kadar CH3COOH dalam Sampel Cuka Makan “Cap Pyramid Mayang Sari””
Nama : Hasnindar Kelas
: II A
NIM : TK 135563 Tanggal
: 16 oktober 2014



Tujuan percobaan : 1. Untuk mengetahui kadar CH3COOH
dalam sampel cuka makanan
2. Mempelajari Analisis Kuantitatif melalui
metode Volumetri
Landasan
Teori :
a.
Titrasi
Titrasi
merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat
lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan
berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh
bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi
redoks untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi
kompleksometri untuk titrasi yang melibatkan pembentukan reaksi kompleks dan
lain sebagainya (Day, dkk, 1986).
Larutan yang telah diketahui konsentrasinya disebut dengan titran. Titran ditambahkan sedikit demi sedikit (dari dalam buret) pada titrat (larutan yang dititrasi) sampai terjadi perubahan warna indikator baik titrat maupun titran biasanya berupa larutan. Saat terjadi perubahan warna indikator, maka titrasi dihentikan. Saat terjadi perubahan warna indikator dan titrasi diakhiri disebut dengan titik akhir titrasi dan diharapkan titik akhir titrasi sama dengan titik ekivalen. Semakin jauh titik akhir titrasi dengan titik ekivalen maka semakin besar kesalahan titrasi dan oleh karena itu, pemilihan indikator menjadi sangat penting agar warna indikator berubah saat titik ekivalen tercapai. Pada saat tercapai titik ekivalen maka pH-nya 7 (netral).
Larutan yang telah diketahui konsentrasinya disebut dengan titran. Titran ditambahkan sedikit demi sedikit (dari dalam buret) pada titrat (larutan yang dititrasi) sampai terjadi perubahan warna indikator baik titrat maupun titran biasanya berupa larutan. Saat terjadi perubahan warna indikator, maka titrasi dihentikan. Saat terjadi perubahan warna indikator dan titrasi diakhiri disebut dengan titik akhir titrasi dan diharapkan titik akhir titrasi sama dengan titik ekivalen. Semakin jauh titik akhir titrasi dengan titik ekivalen maka semakin besar kesalahan titrasi dan oleh karena itu, pemilihan indikator menjadi sangat penting agar warna indikator berubah saat titik ekivalen tercapai. Pada saat tercapai titik ekivalen maka pH-nya 7 (netral).
b.
Prinsip
Titrasi Asam-basa
Titrasi
asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titran. Titrasi
asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan
menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Titran ditambahkan titer sedikit demi
sedikit sampai mencapai keadaan ekivalen ( artinya secara stoikiometri titran
dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai “titik ekivalen”.
Pada
saat titik ekivalen ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat
volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan
menggunakan data volume titran, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa
menghitung kadar titran.
c.
Titrasi Asam-basa
Titrasi asam –
basa adalah titrasi dimana reaksi antara titrat dan titranya merupakan reaksi
asam – basa. Alkalimetri adalah penetapan kadar secara kuantitatif terhadap
senyawa yang bersifat asam dengan menggunakan standar senyawa basa. Reaksi
antara senyawa asam dan basa pada dasarnya adalah reaksi netralisasi, yaitu
reaksi antara donor proton (asam) dengan resipien/aseptor proton (basa). Jika
asam dan salah satu lemah maka garam akan terhidrolisa dan larutan sedikit
asam/basa.
Asidi-alkalimetri
merupakan salah satu metode kimia analisa kuantitatif yang didasarkan pada
prinsip titrasi asam-basa. Asidi-alkalimetri berfungsi untuk menentukan kadar
asam-basa dalam suatu larutan secara analisa volumetri. Titik akhir dari
titrasi ini mudah dilihat dengan penambahan indikator yang sesuai. Percobaan
ini dilakukan untuk menentukan kadar asam Cuka (CH3COOH) dengan titrasi
Asidi-Alkalimetri. Sampai pH asam cuka berubah menjadi larutan basa, untuk
ditentukan kadarnya.
d.
Asam Cuka
Asam
asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang
dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki
rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH,
CH3COOH, atau CH3CO2H.
Asam
cuka merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam
format. Larutan asam cuka dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya
terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam cuka merupakan pereaksi
kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam
produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil
asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam
asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer
juga sering digunakan sebagai pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan
asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1,5 juta ton per tahun diperoleh
dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia maupun dari
sumber hayati.(anonim, 2009).
Alat dan Bahan :
ü Alat
:
1.
Bulp 6. Labu ukur
2.
Berut asam 7. Pengaduk
3.
Corong 8. Pipet tetes
4.
Erlenmeyer 9. Pipet volume
5.
Gelas piala 10.
Statif
ü Bahan
:
1.
NaOH 0,09 N
2.
Sampel Cuka
3.
Indikator PP
4.
Aquadest
Cara Kerja :
1. Alat dan Bahan disiapkan, dibersihkan lalu
keringkan
2. Mengambil NaOH, kemudian masukkan dalam buret.
Pastikan tidak ada rongga udara.
3.
Mengambil Asam Cuka dengan Cap pyramid
25% sebanyak 10 ml lalu dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml, ditambahkan
aquadest sampai garis mineskus. Dihomogenkan
4.
Ambil 10 ml Asam Cuka yang sudah diencerkan menggunakan pipet gondok, masukkan dalam erlenmeyer.
5.
Tambahkan 3-4 tetes PP,
kocok sebentar.
6.
Menitrasi dengan NaOH yang sudah
distandarisasi (0.09 N) sambil dikocok hingga
berubah warna menjadi pink (merah muda seulas). Catat hasil
titrasi.
7.
Lalukan kembali prosedur nomor 4-6 (Duplo), catat hasil titrasi.
8.
Lalukan perhitungan untuk mengetahui kadar
yang terkandung dalam sampel tersebut.
Data pengamatan :
a. ml
penitar (simplo) : 31.4 ml
b. ml
penitar (duplo) : 31.2 ml
c. BST
CH3COOH : 60
d. Factor
pengenceran : 100/10 = 10 kali
e. N
NaOH : 0.09
N
Reaksi :

Perhitungan :

mL
contoh

10 mL


10 mL 100 mL

ml
%
(duplo) = A x B x C x Fp
mL contoh

10
mL


10 mL 100 mL

ml

2
Pembahasan :
Prinsip
titrasi asidi alkalimetri adalah penetapan kadar secara kuantitatif terhadap
suatu senyawa dengan cara mereaksikannya dengan suatu larutan baku yang sudah
diketahui konsentrasinya dengan tepat. Dalam percobaan ini, sampel yang
dianalisis adalah asam cuka CH3COOH yang kadarnya dapat ditentukan
melalui metode titrasi dengan larutan baku NaOH. Cuka dapur yang digunakan sebagai
sampel dengan merek “Cap Pyramid mayang sari”. Pada percobaan, dari hasil
titrasi didapat kadar cuka yang terdapat dalam sampel adalah sebesar 16.656 %
dan 16.844 %sedangkan dalam label cuka sampel tertulis kadar cuka tersebut
sebesar 2 5 %. Hal ini terjadi disebabkan beberapa faktor diantaranya:
1.
Kurang telitinya dalam melakukan proses titrasi.
2.
Kurang tepatnya pada saat pembuatan larutan
NaOH, seperti pada saat penimbangan.
3.
Kurangnya ketelitian dalam memperhatikan
perubahan warna indicator
4.
Kadar yang terdapat pada label sampel cuka tidak
sesuai dengan kadar sebenarnya
Kesimpulan :
Dari data pengamatan dan
perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa kadar CH3COOH dalam
sampel cuka makan “Cap Pyramid Mayang Sari” adalah sebanyak 16.75 %, dimana
kadar tersebut tidak sesuai dengan kadar yang terdapat pada label cuka tersebut
yaitu 25 %.
Makassar,
19 oktober 2014
Dosen Praktikan
( ) (kelompok
5 )
1.)
Haerul
2.)
Hasnindar
Daftar Pustaka
·
Tim Dosen, 2014. Penuntun Kimia Analisis Kuantitatif. ATIM, Makassar.
·
Day, RA dan Underwood. 1986. Analisis Kimia
kuantitatif. Edisi Kelima: Erlangga. Jakarta
·
Anonim.2009 c. Titrasi Asam Basa. http://belajarkimia.com (diakses pada
tanggal 19 oktober 2014)
·
http://dedyanwarkimiaanalisa.blogspot.com/2009/11/asidi-alkalimetri.html (diakses pada tanggal 19 oktober 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar